Tuesday 23 December 2008

Belajar melihat dari sisi positif

Berawal dari hari selasa kemarin. Mulai dari bangun tidur cuaca sudah mendung. Hujan turun sejak malam lam sebelumnya membuat jalan jakarta dipenuhi genangan air kotor. Becek di mana-mana. Males berangkat kerja karena harus naik motor, dan membuat kaki jadi kotor. Sampai kantor, di "Facebook" sempat aku tulis, "akhirnya sampai kantor. Males, jalanan becek."

Apakah ada yang salah dengan kejadian di atas? Sepertinya biasa-biasa saja. Semua juga mengalaminya.

Malamnya, aku jemput istri di daerah senayan. Mulai jam 18.00, aku dengar di radio, daerah Sudirman sudah hujan. Jam 19.00 giliran Klender diguyur hujan. Rencana jemput jam 20.00, aku berharap saat itu hujan sudah reda. Ternyata belum. Dengan berat kaki melangkah keluar kantor mengenakan "jubah Bat man" sambil menunggangi motor ku. Sampai di fly over Kampung Melayu tiba-tiba rantai motor lepas. Lengkap sudah penderitaan hari ini pikir ku. Hujan, Becek, ditambah rantai motor lepas. Sekitar 10 menit aku gunakan untuk memperbaikinya. Lalu aku lanjutkan lagi perjalanan. Belum sampai terowongan Casablanca, rantai motor lepas lagi. Sial!!

Kelihatannya memang sial sekali aku hari ini, tapi kajadian ini membuat aku jadi berfikir lagi. Salah apa aku hari ini. Aku terus mengingat-ingat sambil memperbaiki rantai motor. Benar saja, hari ini aku kurang ikhlas menerima kondisi cuaca yang ada. Bagiku hujan ini hanyalah sebagai hambatan, padahal bagi sebagian orang hujan lebih diartikan sebagai berkah. Dengan cuaca yang mendung seharian, sebenarnya malah membuat suasanya menjadi sejuk, yang juga membuat nyaman para pengendara motor di jalan raya kota Jakarta yang biasanya panas terik. Tapi aku tidak bersyukur, aku hanya melihat segala sesuatu dari sisi negatif saja, hingga aku diingatkan oleh-Nya. Karena segala sesuatu itu adalah atas kehendak-Nya, dan aku yakin tidak akan pernah ada yang sia-sia.

Kejadian ini aku anggap sebagai peringatan dan tanda bahwa aku masih disayangi oleh-Nya. Lho kok bisa? Bukannya aku sudah disengsarakan dengan musibah lepasnya rantai di tengah jalan? Dua kali pula..

Coba kita lihat ini dari sisi positif-nya. Kalau dipikirkan lebih jauh, bisa saja saat rantai lepas, roda belakang terkunci. Dengan kondisi saat itu, dimana aku sedang berada di tengah jalan, dengan kendaraan sekitar berkecepatan rata-rata 60 km/jam, bisa saja aku tertabrak kendaraan dari belakang. Nyatanya, tidak. Alhamdulillah aku masih bernafas hingga saat ini tanpa luka sedikit pun.

No comments: